Senin, 18 April 2011

Asiya Abdul Zahir, Perempuan Budha yang Memilih Jalan Islam

Setelah memeluk agama Islam, namanya menjadi Asiya Abdul Zahir. Kedua orangtuanya adalah pemeluk agama Budha, tapi ia lebih merasa sebagai seorang Kristiani karena ia sekolah di sekolah Kristen dan berada di lingkungan umat Kristiani.

"Saya selalu meyakini keberadaan satu-satunya Sang Pencipta, dimana semua yang ada sangat bergantung pada Sang Pencipta. Sejak usia 13 tahun, pada Sang Pencipta tunggal inilah, setiap hari saya berdoa dan memohon petunjuk," kata Asiya menceritakan kehidupannya sebelum masuk Islam.

"Sayang, saat itu pengetahuan saya tentang Islam masih minim. Saya memandang Islam sebagai agama yang aneh, hanya untuk segelintir bangsa-bangsa yang masih terbelakang, yang kebanyakan berada di Timur Tengah, agama yang membatasi gaya hidup, khususnya bagi kaum perempuan," sambungnya.

Asiya yang ketika itu belum mengenal Islam lebih dalam, menganggap Islam merendahkan kaum perempuan, perempuan dalam Islam diperlakukan sebagai budak, mengalami kekerasan fisik dan dipaksa untuk bersaing diantara empat perempuan untuk merebut kasih sayang suami (poligami) dan suami bisa melakukan apa saja terhadap istri-istrinya.

Asiya mengakui bahwa penilaiannya itu berdasarkan apa yang sering ia dengar saja dan beberapa program dokumenter yang pernah ia saksikan di televisi. Pandangannya mulai berubah ketika ia kuliah di perguruan tinggi dan berinteraksi dengan beberapa mahasiswa muslim dari berbagai latar belakang.

"Aneh, bahkan saya merasakan diri saya aneh, saya tertarik dengan mereka dan penasaran ingin mempelajari dan memahami agama mereka lebih jauh."

"Saya perhatikan mereka sangat bahagia, saya terkesan dengan keterbukaan dan kehangatan mereka pada saya dan pada orang lain. Tapi yang lebih penting, saya terkesan dengan kebanggaan dan rasa memiliki terhadap agama yang selama ini selalu dikonotasikan dengan hal-hal negatif," tutur Aisya.

Sedikit demi sedikit, ia merasa kagum pada Islam, dan melalui proses edukasi, ia penghormatanya terhadap agama Islam bertambah besar, bahkan jika dibandingkan dengan penghormatan terhadap agama Kristen yang selama ini ia kenal.

Asiya terkesima ketika menyadari kesalahan tentang pandangannya selama ini terhadap Islam, terutama panilaiannya yang salah tentang posisi perempuan dalam Islam. "Saya menyadari realita tentang gaya hidup Islami dan kebenaran terkait istilah yang diciptakan orang-orang Amerika tentang 'fundamentalisme Islam'," kata Asiya.

"Makin banyak literatur, tanda-tanda dan bukti yang diungkapkan pada saya, daya intelektualitas saya makin terstimulasi dan jiwa saya, merasakan kehangatan. Saya ingin tahu semuanya tentang Islam dan saya sudah merasakan persaudaraan dan rasa memiliki diantara orang-orang Islam," tukasnya.

Asiya mengungkapkan, yang paling membuatnya terkesan pada Islam adalah, Islam adalah agama yang praktis dan bagaimana Islam memberikan mengatur kehidupan semua makhluk hidup. "Dan atas karunia Allah, saya akhirnya memahami kesalahan konsep teologi agama Kristen dan konsep yang sebelumnya saya terima tanpa pertanyaan," tambah Asiya.

Klimaks dari itu semua terjadi pada 4 Agustus 1994. Di hadapan 20 saksi, Asiya mengucapkan dua kalimat syahadat dan secara resmi menjadi seorang muslim.

"Saya tidak akan pernah melupakan hari penuh rahmat itu, dan bagaimana hidup saya berubah drastis hanya dalam waktu satu tahun. Saya sering ditanya, bagaimana rasanya menjadi mualaf dan kesulitan apa yang saya hadapi. Meski saya tidak mau membicarakan masalah ini, saya tetap memberikan contoh apa saja kesulitan yang saya alami," ujar Asiya.

Ia mengakui beratnya tantangan saat ia menjalani puasa saat Ramadan pertamanya. Belum lagi sikap keluarganya yang belum bisa menerima keislaman Asiya. Asiya sering menerima umpatan kasar bahkan ancaman dari keluarganya. Dalam berbagai kesempatan, Asiya juga mengalami teror, kamarnya diacak-acak, buku-bukunya banyak yang hilang secara misterius dan pesan-pesan sms berisi fitnah terhadapnya, yang dikirim ke teman-teman dan orangtua teman-teman Asiya.

"Jika saya ingin membaca, atau bicara di telepon, semuanya dilakukan dengan cara diam-diam. Begitu pula jika saya ingin pergi ke masjid atau tempat-tempat yang menggelar acara keislaman. Saya baru salat jika sudah memastikan tidak ada orang di sekitar saya, dan saya juga tidak bisa mengekspresikan kegembiraan saya saat Ramadan tiba, dan tidak berbagi kebahagiaan melihat teman-teman muslim yang sudah mengenakan jilbab," tutur Asiya.

Tapi Asiya tidak menganggap semua itu sebagai penderitaan hidupnya, karena setelah memeluk Islam, Asiya merasakan kepuasan dan kedamaian yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. (ln/rhm)

Sabtu, 13 Juni 2009

NEVER ENDING SUCCESS

Disampaikan oleh Ustdz. Sri Puji Hastuti, S.Pd.
Jum’at, 27 Maret 2009
Kemuslimahan Bastiling FE-UNEJ

Definisi Success
 Achievement of one’s aims
 Bahagia. Sukses bahagia yang benar-benar beda! Suksesnya kekal sampai ke akhirat.
Kriteria Sukses Tanpa Batas
* Sukses pribadi => berhasil menjadikan diri kita “baik”. Dengan senantiasa menuju PERBAIKAN DIRI.
* Sukses public => punya banyak teman baik, dijadikan teladan orang-orang disekitar kita.
MEMBERILAH! Niscaya engkau akan merasakan bahagianya hidup ditengah kehidupan manusia.
* Sukses akhirat => dicintai Allah, dimudahkan dalam urusannya.
Mendekatlah lebih dekat lagi! Jadikan Dia segalanya.

Milikilah Pesona Orang Sukses Tanpa Batas
 Akar yang Kokoh
 Syahadah yang kuat mengawali setiap aktivitas dengan basmalah
 Menyusun mimpi besar disetiap saat
 Yakin akan bisa
 Tumbuh Tiada Henti
 Melangkah tanpa henti
 Ikhlas setiap langkah
 Evaluasi setiap saat
 Memberi Tanpa Batas
 Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermnanfaat (HR. Tirmidzi)
 Maksimalkan Diri
 Be and do the best. “Pesona jiwanya membuat hati siapapun tergetar ketika melihatnya”
 Warisan yang Berarti
 Waktu kita terbatas, ukir prestasi hidup agar tak percuma
 Always Rich
 Kekayaan hakiki adalah hati yang penuh syukur dan sabar
 Berani Dewasa
 Berani ambil resiko
 Berani karena faham bukan nekad, makin banyak yang difahami, makin merendah

Referensi utama: Never Ending Success, Budi Hartono, penerbit Pro-U Media

Kuntum-Kuntum Bunga Dunia: Bunga Mawar

Saudariku, meskipun aku tak begitu suka dengan bunga. Tapi aku suka mengamati dan membuat pemaknaan-pemaknaan tentangnya. Sebab, bukankah kita dituntunkan untuk bertafakur terhadap penciptaan Allah?
Dialog Satu Arah
Aku sudah menceritakan tentang bunga matahari beberapa waktu yang lalu (jika kalian sempat membaca tulisanku sebelumnya). Gambaran seseorang taat, seseorang yang berpegang teguh terhadap apa yang dianggapnya benar, apa yang menjadi prinsipnya (setidaknya menurut pemaknaanku).
Saudariku, pasti kau tahu bunga mawar. Bunga yang sering menjadi lambang dari cinta, romantisme, bunga yang warnanya tegas, jika ia berwarna merah, maka ia akan berwarna merah darah, pekat! Jika ia putih, ia pun berwarna putih yang teguh, suci. Jarang mawar berwarna merah muda, meskipun mungkin ada.
Bunga mawar beraroma harum, kelopak-kelopaknya begitu tertata, banyak, dan melindungi benang sarinya dengan seksama. Mawar juga tidak mudah menggugurkan mahkota-mahkota bunganya, aku membuktikannya, betapa mawar tetap bermahkota dan berkelopak meskipun mungkin bila ia dipetik dengan tangkainya dan ia diletakkan tanpa air, ia mungkin layu, tapi mahkotanya tidak gugur!Bunga itu masih lagi dilindungi kelopaknya yang tak kalah teguh. Bukan itu saja! Kau tahu, saudariku? Mawar begitu sulit terjangkau! Ya! Kita harus berhati-hati memetiknya sebab tangkainya yang meskipun kecil namun kokoh itu berduri.
Begitulah. Setiap bagian dari mawar sempat kuamati. Setiap bagian bunganya begitu mantap dan teguh, selain bentuknya yang indah dan baunya yang harum. Mawar begitu mempesona.
Mawar begitu misterius, elegan . Bentuk dan aromanya yang mempesona, semua membuat orang ingin menikmatinya, memetiknya, memilikinya. Tapi, ternyata tidak mudah mendapatkannya. Untuk memetiknya kita harus berhati-hati agar durinya tidak melukai. Tidak sembarangan kita bisa sambil lalu memtiknya, bila kita tidak ingin’diserang’ oleh durinya. Tangkainya juga tidak mudah dipatahkan. Bila kalian pernah mengalami, kita harus menggunakan alat (gunting, pisau) untuk memotongnya. Iya kan?
Hmmmmmm……….Begitulah. Mawar. Kau tau saudariku, bahwa ada wanita-wanita seperti mawar. Tapi, mungkin tidak banyak. Dan seorang muslimah yang seperti mawar??? Wah tentu lebih sedikit lagi.
Aku tidak sedang membicarakan kecantikan fisik, meskipun jika itu ada dalam diri seseorang, kita tak bisa menyangkal untuk memujinya.
Wanita atau muslimah yang seperti mawar, begitu enak dipandang. Kecantikannya terpancar dari sebuah ketguhan yang dalam. Kalaupun dia memang dianugerahi kecantikan fisik oleh Allah, dia akan semakin cantik. Kalupun secara fisik dia tidak tergolong ‘begitu cantik’ namun dia memancarkan kecantikan yang lain. Kecantikan yang membawanya pad sebuah derajat yang begitu tinggi. Elegan.
Wanita yang seperti bunga mawar memiliki keteguhan prinsip, dia mengerti setiap detil dari dirinya begitu berharga, untuk itulah dia menjaganya, melindunginya dengan seksama. Lihat betapa banyak ‘senjata’ yang dimiliki mawar untuk melindungi putik dan benang sarinya. Itulah, perempuan apalagi perempuan Islam, dituntunkan untuk selalu menjaga dirinya, karena setiap bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan.
Wanita atau perempuan yang berkarakter mawar juga sangat teguh pendiriannya. Dia tidak mudah meluruhkan harga dirinya untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan jalan perinsipnya. Lihat, betapa mawar tidak mudah menggugurkan mahkota bunganya meskipun ia layu. Perempuan-perempuan seteguh mawar tidak akan meluruhkan kehormatannya . Dia akan menjaganya meskipun ia harus berjuang untuk itu. Keadaan tidak membuatnya cengeng.
Satu lagi, saudariku. Mawar tidak mudah dipetik. Perempuan-perempuan yang teguh dan meneguhkan, cerdas dan mencerdaskan, baik dan memperebaiki akan memancarkan banyak energi. Semua orang tahu bahwa dia memiliki banayak pesona. Namun pesona itu tidak membuatnya pongah. Pun begitu, perempuan-perempuan berkarakter mawar selalu memancarkan keramahan, kebaikan. Tapi untuk mendapatkannya? Nanti dulu! Bukan jual mahal, tapi ia memiliki izzah (harga diri, kehormatan, rasa PD, bangga bukan karena dirinya tapi ‘bangga’ karena ia memegang teguh Islam dan segala peraturannya).
Pesona mawar membuat orang tidak berani mempermainkannya. Pesona karakter ‘mawar’ akan menyeleksi siapa yang beruntung mendapatkannya dengan cara yang baik, bukan menyerobot apalagi memetiknya dengan paksa! Sebab jika itu dilakukan, Sang Mawar akan melukai tangan pemetiknya yang kasar dan tidak beradab, iya kan?
Maka, siapapun yang ingin memetik mawar-mawar muslimah itu, ia haruslah seorang yang memiliki keteguhan dan daya juang! Ia harus meminta mawar-mawar muslimah itu dari pemiliknya. Siapa pemiliknya? Sang pencinta mawar itu dan pemilik kebun mawar yang sejak kecil merawat dan menjaga Sang mawar agar tumbuh menjadi muslimah yang teguh.
Bagaimana? Jika kalian baca tulisanku ini dan kalian seorang perempuan, muslimah, semoga kalian bergegas untuk menjadi kuntum mawar terindah di kebun rumah orang tua kalian. Jika kalian seorang laki-laki, seorang muslim, dan sedang ‘mengagumi’ salah satu kuntum mawar itu, bersiaplah untuk menjadi pemetiknya yang ‘sekufu’, bukan karena hal-hal yang tampak, tapi dari cara kalian memetiknya!
Ketuklah pintu pagar dimana mawar itu tumbuh, datangi keluarga dimana mawar itu tumbuh dan terjaga (jangan asal slonong apalagi merusak dan memaksanya!) kemudian mohonlah pada Sang Pencipta mawar itu karena Dialah pemilik dan pemeliharanya yang hakiki. Mohonlah agar Ia berkenan menjadikan kalian sepasang insan yang menebarkan kebaikan di taman bumi dan mengetuk surga dengan keagungan yang terjaga!

Minggu, 22 Maret 2009

PENAMPILAN, BUKAN JAMINAN!!!

Kusadari...
Menjaga nama baik dien ini tidaklah mudah
Bukan tidak mungkin diri ini telah ikut menjadi penoda
dien ini
Dari penampilan...
Terlihat sebagai muslimah
Tapi sebenarnya masih jauh dari kriteria muslimah

Yang membuat saya begitu tersentak, ketika ada seorang
akhwat yang mengatakan kepada saya ketika kita sharing
masalah wajihah “berjilbab lebar itu ada
konsekuensinya, qta harus benar-benar mnjaga bagaimana
muslimah itu harus bersikap. Jangan sampai berjilbab
lebar itu hanya sebagai tameng saja, dimana jilbab
hanya sebagai sekedar identitas bahwa kita muslimah
tapi perilaku sikap kita belum menunjukkan kalau kita
muslimah. Jangan sampai jati diri muslimah belum ada
pada diri qta. Jangan sampai orang lain menilai qta
sama saja dengan yang masih ammah atau malah menilai
orang yang ammah masih lebih baik dari kita”.
Astaghfirullah...
Apakah saya sudah pantas disebut sebagai muslimah?
Sedangkan diri ini masih pernah membuat hamba-Nya yang
lain kecewa dan tidak jarang pula masih mengutamakan
ego pada diri?
Terkadang sempat terpikir,, buat apa berjilbab lebar
hanya karena bangga sebagai muslimah sedangkan dari
segi karakter masih jauh dari kriteria muslimah..
bukankah hanya akan membuat nama saudara muslimah lain
ternoda? Tidak hanya nama mereka yang ternoda, bahkan
dien ini pun akan ternoda.
Apalagisebagai aktivis dakwah, dalam melihat sebuah
wadah orang lain akan lebih melihat personel-personel
yang ada di suatu wadah dari pada isi atau tujuan akan
wadah itu.
Saya merasa, betapa PDnya diri ini berjilbab lebar
tapi belum menjaga sikap dan perilaku. Malu ketika ada
teman yang tidak berjilbab karena merasa belum pantas
menggunakannya.mereka sangat menghargai akan jilbab
walaupun dirinya belum ada komitmen yang kuat untuk
berubah. Wallahu a’lam.




Buat seorang akhwat, syukron banget tlah membuatku

melihat kebelakang, yang tiada pernah berpikir lebih

jauh bagaimana kriteria seorang aktivis dahwah.

Moga Allah akan terus menjagamu...selalu

Rabu, 11 Februari 2009

ARTI CINTA

Seorang anak bertanya kepada ibunya “apa arti cinta?”
Ibunya menjawab “cinta adalah kasih sayang induk terhadap anaknya.
Ketika anak itu sudah tumbuh remaja, ia bertanya kepada sahabatnya “apa arti cinta?”
Sahabatnya tadi menjawab “cinta adalah jalinan kasih antara dua insan manusia .

Ya,, itulah cinta!!
Pengertian cinta akan berbeda lagi ketika kita menanyakan kepada kebanyakan orang..
Pengertian cinta tergantung pada kondisi lingkungan, usia, dan banyak factor yang menyebabkan adanya perbedaan arti,,

Cinta,,
Kata yang tidak terdefinisi..
Cinta hanya bisa dirasakan,bukan hanya untuk dikatakan!!